Curahan Hati Alam Kita

yes

yahh,, mungkin ini tulisan yang sengaja kubuat untuk mewakilkan tangisan alam tercintaku bukan hanya alamku tapi juga alam kalian sobat.

Seandainya Saja gunung bisa bicara mungkin dia akan berkata ” Tolong jangan kau Exploitasi badanku hanya untuk nafsumu saja, Tolong pedulikanku”…….

jika pohon bisa berkata mungkin dia akan berkata ” Jangan…Jangan Tebang aku, aku Hanya butuh CO2 Mu dan mengembalikan kepadamu O2 yang setiap waktu kau hirup tanpa hentinya”……

Dan JIka Air bisa bicara mungkin dia akan berkata ” TOLONG .. Jangan kau kotori aku, Aku hanya ingin memberikan yang terbaik untukmu, memberikan Air yang suci untuk kehidupanmu”…..
Namun, Apa yang telah kita lakukan ?? Hanya RACUN yang selalu kita berikan pada mereka.  Apakah kau pernah berfikir berapa banyak O2 yang kau hirup dan berapa banyak CO2 yang kau keluarkan ?  Apakah kau  juga pernah berpikir tindakanu hanya merusak dia ? . . . .

Dipublikasi di Alam | 2 Komentar

Kenangan kita dulu :)

Kenangan kita dulu :)

Dipublikasi di Uncategorized | Tag , , | Meninggalkan komentar

Millenarisme di Gunung Penanggungan

TRAVELAC "TRAVEL - heritAge - eduCation"

Penghobi naik gunung pasti kenal Gunung Penanggungan. Tingginya cuman 1600 an meter dpl. Cocok untuk training pendaki pemula juga manula he he he.  Tapi, dibanding gunung lain di Jawa Timur , Gunung Penanggungan menyimpan banyak keunikan. Di lereng Barat (jalur pendakian lewat Seloliman Trawas) akan dijumpai candi-candi kecil nan eksotis. Lho, kok banyak candi di gunung?

Lihat pos aslinya 268 kata lagi

Dipublikasi di Uncategorized | Meninggalkan komentar

Ketika Aku Tua

Cerita Motivasi - Kumpulan Kisah Inspirasi Terbaik

Ketika aku sudah tua, bukan lagi aku yang semula.
Mengertilah, bersabarlah sedikit terhadap aku.

Ketika pakaianku terciprat sup, ketika aku lupa bagaimana mengikat sepatu, ingatlah bagaimana dahulu aku mengajarmu.

Ketika aku berulang-ulang berkata-kata tentang sesuatu yang telah bosan kau dengar, bersabarlah mendengarkan, jangan memutus pembicaraanku.

Ketika kau kecil, aku selalu harus mengulang cerita yang telah beribu-ribu kali kuceritakan agar kau tidur.

Ketika aku memerlukanmu untuk memandikanku, jangan marah padaku.
Ingatkah sewaktu kecil aku harus memakai segala cara untuk membujukmu mandi?

Ketika aku tak paham sedikitpun tentang tekhnologi dan hal-hal baru, jangan mengejekku.
Pikirkan bagaimana dahulu aku begitu sabar menjawab setiap “mengapa” darimu.

Ketika aku tak dapat berjalan, ulurkan tanganmu yang masih kuat untuk memapahku.
Seperti aku memapahmu saat kau belajar berjalan waktu masih kecil.

Lihat pos aslinya 84 kata lagi

Dipublikasi di Uncategorized | Meninggalkan komentar

Menyelesaikan Masalah

Cerita Motivasi - Kumpulan Kisah Inspirasi Terbaik

Menyelesaikan Masalah

Ketika kita ditimpa musibah, bencana, atau keadaan yang sulit, banyak dari kita yang meratapi nasib dan menyalahkan Tuhan.

Kenapa harus saya yang mengalami ini? Kenapa bukan orang lain saja? Apa salah saya hingga Tuhan membiarkan saya mengalami musibah ini? Bagaimana bisa melanjutkan hidup dalam keadaan seperti ini? Mengapa hidup orang lain tampak begitu mulus dan mudah?  Ah, Tuhan tidak adil!

Depresi, kecewa, dan putus asa menghantui diri kita. Namun, jika mau berpikir kembali, bijaksanakah kita kalau selalu menyalahkan keadaan? Apakah masalah akan selesai jika hanya menyalahkan keadaan?

Tidak ada suatu apapun yang kebetulan di dunia ini. Segalanya telah diatur oleh Yang Maha Kuasa. Sekecil apapun kejadian itu, tentu merupakan kehendak-Nya. Tuhan selalu punya alasan mengapa Dia memberikan keadaan demikian kepada kita. Cermati, sesungguhnya Tuhan ingin Anda mempelajari hikmah dari kejadian tersebut.

Lihat pos aslinya 264 kata lagi

Dipublikasi di Uncategorized | Meninggalkan komentar

Africa Van Java : Berkunjung ke Taman Nasional Baluran

AFRIKA-nya INDONESIA 😀

Dance With Life

Sudah lama saya pengen menulis tentang pengalaman saya maen ke baluran ini, tapi baru sekarang ini kesampaian. Padahal acara berkunjung ke baluran ini sudah satu bulan yang lalu. hehehehe

Hokehh!! Tak usah berlama-lama, yuukk mari kita lanjut~~

Taman Nasional Baluran, kalo di lihat di peta, letaknya paling ujung sendiri, pas di buntut-nya pulau Jawa Timur. Kalo ada yang pernah ke Bali lewat jalur darat, pasti lewat pintu masuknya TN ini. Meskipun saya lahir, besar dan sekarang juga tinggal di Jawa Timur, tapi nama Taman Nasional Baluran ini familier di telingga baru 5 tahun yang lalu, saat kakak saya di tempatkan di sana.

Awalnya, gak terlalu tertarik mendengar cerita-cerita tentang TN ini. dalam hati, “halah paling juga gitu- gitu tok. hutan, gunung, di Batu juga banyak. di sana panas pula!“. Tapi, ketika, 2 tahun lalu, ketika kakak saya ini menikah dengan seorang wanita, yang sekarang jadi kakak ipar saya…

Lihat pos aslinya 2.088 kata lagi

Dipublikasi di Uncategorized | 2 Komentar

Mencari Rizki Halal

zakysme™

emakPagi tadi, di tengah hiruk pikuk kehidupan kota Jakarta ada sesuatu yang menarik perhatian saya, yaitu seorang laki-laki tua yang menjajakan buku dan majalah bekas di emperan depan sebuah gedung perusahaan. Yang menarik dari laki-laki ini adalah usahanya yang kuat dalam mencari rizki yang halal, walau sekedar berjualan majalah dan buku bekas, dan itupun jumlahnya tidak

Lihat pos aslinya 433 kata lagi

Dipublikasi di Uncategorized | Meninggalkan komentar

Teknik Berjalan Untuk Mendaki dan Menuruni Pegunungan

Suetoclub's Blog

Berjalan, mungkin tidak begitu diperhatikan oleh kebanyakan orang, karena setiap hari dilakukan dari mulai kecil mulai berjalan hingga dewasa. Tetapi, musibah saat pendakian gunung justru datang pada kaki, alat manusia untuk berjalan. Mengapa? Cara berjalan yang salah bisa menyebabkan kaki cepat lelah, lecet hingga bengkak karena salah tumpuan.

Usahakan berjalan dengan badan lurus untuk menyeimbangkan badan atas dan bawah. Pusatkan beban di area pinggang, bukan pundak. Selalu bertumpu pada tumit saat kaki mendarat, kaki harus sedikit membengkok dengan santai, tidak boleh lurus, dan jatuh sejajar dengan badan.

Mengambil jarak langkah yang terlalu lebar dari badan sangat tidak disarankan karena akan beresiko cedera lebih besar dan menguras energi.

Saat kaki telah mendarat sepenuhnya, maka berat tubuh akan bertumpu pada seluruh permukaan kaki sebelum memulai untuk melangkah pergi.

www.belantaraindonesia.org

Tumpuan berat kini akan beralih pada kaki sebelah, dimana kaki Anda yang akan melangkah maju menjadi tuas yang kuat untuk mendorong tubuh…

Lihat pos aslinya 285 kata lagi

Dipublikasi di Uncategorized | Meninggalkan komentar

Kehangatan sinar matahari Plawangan Sembalun 3726 mdpl

Dipublikasi di Uncategorized | Meninggalkan komentar

Petilasan Mbah Mendek

wilayah mbah mendek

Komplek mbah mendek

Salah satu makam tua terkenal adalah makam Mbah Mendek di Desa Kutogirang, Mojokerto, Jawa Timur.

Mendek, menurut cerita lisan, seorang penyebar Islam di akhir Kerajaan Majapahit. Orang sederhana yang rendah hati. Ada 5 wejangan beliau yang masih terpasang di pesarean: sabar, nrimo, temen (serius), ikhlas, budi pekerti luhur.

Kompleks makam ini begitu populernya sehingga dibuatkan pendapa, musala, kakus, kamar mandi. Ada juru kunci alias kuncen yang setiap hari merawat dan menjaga kebersihan. Karena itu, makam Mendek sangat bersih dan terawat.

Saat mampir ke sana saya lihat sekitar 10 pria sedang istirahat di pendapat. Gelar tikar, tidur. Ada lagi 5 orang lagi salat di musala. Tenang sekali, maklum tempat sembahyang atau meditasi.

Omong punya omong, ternyata banyak kenalan saya dari Sidoarjo aktif berziarah ke sini. Katanya, cari ketenangan. Dari Mendek biasanya ada yang lanjut ziarah ke petilasan Narotama dan Jolotundo, sekitar 8 km.

“Saya pernah 4 tahun 3 bulan di sini,” kata Yasin dari Krembung Sidoarjo. Pada hari-hari tertentu dia rutin ke Mendek untuk refreshing spiritual, katanya.

Koh Jiang, orang Tionghoa dari Buduran, pernah berkelana setahun lebih di Mendek. Melarikan diri dari konflik keluarga. Di petilasan lawas ini dia mengaku tenang, sabar dan ikhlas. “Di rumahku orang hanya bicara soal uang uang uang,” katanya serius.

Pada hari-hari keramat, khususnya Jumat Legi, kompleks seluas hampir satu lapangan bola ini ramai nian. Biasanya rombongan dari Sidoarjo, Surabaya, Mojokerto dan kota-kota yang jauh. Sembahyang, salat, semedi, atau sekadar duduk-duduk mengharap belas kasihan Sang Pencipta.

“Tempatnya sepi sehingga bagus untuk merenung,” kata Jiang, Tionghoa yang rupanya sudah jadi penganut kejawen itu. “Kita kan perlu melestarikan tradisi dan budaya leluhur.”

Dipublikasi di jolotundo | 3 Komentar